Pages

2 Januari 2015

Cerita Dari Mahasiswa Teknik Mesin



                Menjadi mahasiswa merupakan siklus kehidupan yang biasa dialami para pelajar. Namun jika menjadi mahasiswa teknik? Teknik mesin? Tentu akan menjadi beda ceritanya. Dan itulah yang saya alami. Saya merupakan mahasiswa teknik jurusan teknik mesin di salah satu universitas di Malang angkatan 2014. Memnag bukan universitas istimewa tetapi sudah lebih dari cukup untuk mencari “nilai”.
                Sejak dulu pemikiran kita tentang teknik pasti dibubuhi dengan kata-kata pemloncoan kah, pembullyan kah, senioritas kah, apalagi jika memikirkan teknik mesin. Bisa-bisa kita berpikiran hingga kekerasan, pelecehan dan lain-lain. Tapi semua tu TIDAK BENAR!!
                Hampir satu semester saya duduk di bangku teknik mesin. Tetapi semua hal yang saya sebutkan diatas tidak terjadi sama sekali, bahkan yang saya rasakan adalah sebaliknya. Senior yang dulu dipikiran orang-orang bagaikan algojo,  disini bagaikan seorang kakak yang tak mau melihat adik-adiknya melakukan kesalahan yang mereka lakukan. Itu hanya sebagian kecil nilai-nilai positif yang bias anda petik.
                Saya ingat pada masa orientasi dulu, kami se-Komunal diberi tugas oleh kakak senior untuk membuat name tag. Ini bukan sembarang name tag, terdapat ukuran-ukuran hingga satuan 0.5 mm. dan beberapa ukuran yang harus dicari menggunakan metode matematis. Saya merasa tugas ini tidak penting dan sia-sia. Untuk apa? Bukankah yang terpenting untuk penunjuk identitas? Tapi akhirnya saya merasakan manfaat dari tugas itu. Bagi mahasiswa teknik, menggambar bagaikan pentingnya bayi meminum asi. Dan kami sudah berlatih untuk menghadai kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi. 
                1…2…3… TEKNIK!!!

2 komentar:

Lu'luil Maknuunah mengatakan...

Ciye

Unknown mengatakan...

kok ciye??

Posting Komentar